SantriNow | Aku hanyalah butiran debu jika dibandingkan dengan intan permata, aku ahanyalah gadis biasa yang lahir di tengah keluarga sederhana. Aku
11 September
SantriNow | Tanda tanya memenuhiku Saat terbangun dan semua membisu Bayangan rumah menari-nari Di negri orang aku merintih Ada apa???? Tanyaku belum
Hanya Cinta Sekarang
SantriNow | Senyum itu aku tahu Tatapan itu menyihirku Tahukah kau, Jika aku tahu? Kau bilang Tak perlu aku ikut merasa Tak
Siluet Senja yang Memudar>Part 6
SantriNow | Moodku memburuk, dan terbukti si Jakalah yang mengacaukan semuanya. Tapi, tunggu! Mengapa nenek bisa mengucapkan kata-kata itu? Apakah kata-kata itu
Siluet Senja yang Memudar >Part 5
SantriNow | Hari ke 30 di SMAN Harapan Surabaya. Sekolahku bagus, keren, dan elite. Itu kata orang. Tapi, apa senangnya menikmati bangku
Siluet Senja yang Memudar >Part 4
SantriNow | Baru saja kemarin Ustadzah Zakiya mengajariku bagaimana membaca Kho, baru saja kemarin ia membicarakanku dengan nenek bahwa bacaanku sudah baik.
Siluet Senja yang Memudar > Part 3
SantriNow | Angin sore menerbangkan rambut ku yang tergerai. Menggelitiki leher ku yang telanjang. Suasana inilah yang terbaik. Hari cerah tanpa mendung.
Ibu, Aku Mencintaimu Karena Allah > Part 2
SantriNow | Dinginnya malam, tak mematahkan ke istiqamahannya untuk bertahajjud, bermunajad kapada-Nya. Perempuan paruh baya itu segera bergegas untuk membangunkan buah
Siluet Senja yang Memudar > Part 2
SantriNow | Mendung kelabu masih menggantung. Angin yang biasa mengabarkan bahwa hujan akan segera turun belum memberikan kepastiannya. Suasana makin mencekam
Ibu, Aku Menyayangimu Karena Allah
SantriNow | Siti Aisyah, wanita paruh baya yang memiliki jiwa yang luar biasa. Dia wanita janda beranak satu, yang memiliki kelembutan
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.