Ujian pertama santri baru adalah rindu merupakan ungkapan yang menggambarkan bahwa seorang santri baru akan merasakan rindu terhadap keluarga, tempat tinggal, dan lingkungan yang ditinggalkan ketika pertama kali menjalani masa pendidikan di tempat belajar (sekolah atau pesantren).
Rindu merupakan perasaan yang wajar dan sering dialami oleh santri baru yang baru saja meninggalkan keluarga dan tempat tinggalnya untuk belajar di tempat baru.
Namun, ujian pertama santri baru bukan hanya rindu saja, tapi juga harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, belajar mengikuti tata tertib dan aturan yang berlaku di tempat belajar, serta beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin berbeda dengan kebiasaan yang selama ini dianut.
Menjadi santri baru juga merupakan suatu proses belajar yang tidak hanya terbatas pada belajar ilmu-ilmu agama saja, tapi juga mempelajari tentang tata cara dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di tempat belajar.
Hal ini dapat menjadi ujian tersendiri bagi santri baru yang harus mampu menyesuaikan diri dengan tata tertib yang berlaku di tempat belajar.
Selain itu, menjadi santri baru juga berarti harus mampu meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang mungkin tidak sesuai dengan ajaran agama atau tidak sesuai dengan tata tertib yang berlaku di tempat belajar.
Hal ini juga merupakan ujian tersendiri bagi santri baru yang harus mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan tersebut demi menjadi santri yang lebih baik.
Baca juga: Rekomendasi Pondok Pesantren Putri di Sidoarjo 2023
Meskipun demikian, seorang santri baru tidak perlu merasa terbebani dengan ujian-ujian tersebut. Dengan memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan tumbuh sebagai santri yang lebih baik, serta dengan dukungan dan bimbingan dari guru-guru dan teman seperjuangan, pasti akan membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan memberikan hasil yang maksimal.
Di samping itu, seorang santri baru juga harus mampu bersikap santun, hormat, dan tunduk kepada guru-guru dan pimpinan tempat belajar.
Hal ini merupakan salah satu cara untuk memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang-orang yang telah memberikan ilmu dan pengajaran yang bermanfaat bagi kemajuan santri.
Selain itu, seorang santri baru juga harus mampu bersikap toleran terhadap sesama santri yang berbeda latar belakang, agama, ataupun kebiasaan.
Dengan sikap toleran ini, santri baru akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat belajar dan dapat belajar sesuatu yang positif dari sesama santri yang berbeda.
Menjadi santri baru merupakan suatu proses yang penuh ujian, namun dengan tekad yang kuat, semangat belajar yang tinggi, sikap santun dan toleran terhadap sesama, serta dukungan dan bimbingan yang baik dari guru-guru dan teman seperjuangan, pasti akan membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan memberikan hasil yang maksimal bagi santri baru.
Sebagai santri baru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membantu proses belajar menjadi lebih lancar dan menyenangkan.
Berikut beberapa saran yang dapat diberikan santri baru:
- Atur jadwal belajar yang efektif. Buat jadwal belajar yang teratur dan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan belajar masing-masing.
- Belajar secara bertahap. Jangan terlalu membebani diri dengan terlalu banyak materi yang harus dikuasai dalam satu waktu. Belajar secara bertahap akan membuat proses belajar menjadi lebih mudah dipahami dan tidak merasa terbebani.
- Minta bantuan guru atau teman jika mengalami kesulitan. Jangan ragu untuk meminta bantuan guru atau teman jika mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan.
- Istirahat yang cukup. Jangan lupa untuk istirahat yang cukup setiap hari agar tidak kelelahan dan dapat belajar dengan lebih fokus.
- Jangan malu bertanya. Jangan ragu untuk bertanya kepada guru atau teman jika ada hal-hal yang tidak dipahami. Bertanya akan membantu memahami materi dengan lebih baik.
- Ajak teman belajar bersama. Belajar bersama teman akan membantu mengingat materi dengan lebih baik dan dapat saling membantu jika ada yang kesulitan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan proses belajar menjadi lebih lancar dan menyenangkan bagi santri baru.
Selain belajar dan mengikuti tata tertib yang berlaku di tempat belajar, seorang santri baru juga harus memperhatikan aspek-aspek kepribadian dan akhlak. Hal ini penting agar dapat tumbuh menjadi santri yang shalih dan shalihah, yaitu santri yang taat kepada ajaran agama, bertakwa kepada Allah SWT, dan memiliki akhlak mulia.
Untuk itu, seorang santri baru harus memperbanyak amal shaleh dan menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Selain itu, santri baru juga harus memperbanyak membaca Al-Qur’an dan memahami maknanya, serta memperbanyak ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat.
Dengan memperhatikan aspek-aspek kepribadian dan akhlak yang baik, diharapkan seorang santri baru dapat tumbuh menjadi santri yang shalih dan shalihah yang mampu menjadi teladan bagi orang lain dan menjadi warga negara yang bermanfaat bagi masyarakat. (*)