Cerita Cinta Sedih Anak Pesantren

oleh -
oleh
Zerlia adik kecil Neysa yang masih polos

Tugas sekolah kini menumpuk di brankas-nya. Pukul 07 malam-waktunya bagi Neysa mengerjakan tugasnya.

“Merry Chrismath”, cling-cling Merry Chrismath…”

Suara bernada itu menggema di seluruh sudut rumahnya. Membuat Neysa sedikit terusik. Perempuan itu memilih menutup bukunya – menghampiri asal lagu itu. Ia melihat televisinya yang saat ini menyala dengan tayangan upacara perayaan hari natal. Yah, saat ini Zerlia – sang adik bersuka cita menghiasi rumahnya dengan lampu-lampu dan lonceng, juga tidak lupa pohon natal yang dikaguminya. Neysa yang melihat itu hanya tersenyum simpul, lalu cewek itu menghampiri sang adik berniat membantunya.

“Hmm… bahagia banget…”, ucap Neysa sembari memberikan bintang di ujung pohon natal itu. Zerlia yang mendengar ucapan sang kakak langsung menghentikan nyanyiannya. Anak perempuan kecil itu mendekat ke arah sang kakak.

“Ya iya donk… kan habis ini ada Sinterclous!”, seru Zerlia bersorak.

“Hmm…jadi cuma pengen dapet kado?”

“Itu pasti, tapi aku juga mau ngirim surat buat Tuhan…”, balas Zerlia sembari membawa sebuah amplop berhiaskan bunga. Neysa yang melihat itu hanya tersenyum simpul melihat kelakuan sang adik.

“Ya udah ayo dilanjut tatanya, habis itu langsung tidur biar nanti cepat dikabulin permintaan Zera”, ujar Neysa yang dibalas anggukan oleh Zerlia.

Anak kecil itu pun langsung melaksanakan perintah Neysa. Sementara mama dan papanya kini sudah bersiap memesan ticket untuk pergi ke london bersama-sama adiknya dan kakak lakinya. Ia tidak ikut karena di sekolahnya ada sebuah acara. Neysa pun kembali ke atas menuju kamarnya. hatinya tiba-tiba merasa sedih saat terbayang wajah Ahkam sedang tersenyum, entah kenapa, mengapa seperti itu.

Baca juga: Nasehat Buya Syakur Yasin MA Terkait Virus Corona

Akhirnya Neysa pun berdoa

Akhirnya Neysa menghampiri tuhannya Yesus, yang ada pada dinding kamarnya. Ia berdoa agar hatinya tenang, walaupun di pikirannya terbayang-bayang sosok Ahkam yang ia kagumi. Selesai berdoa Neysa pun memilih merehatkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang. Ia berusaha menidurkan dirinya agar tidak selalu resah saat memikirkan Ahkam. Namun itu sulit dilakukannya. Perasaan seorang perempuan itu sangat lemah, apalagi rasa itu bersangkutan dengan rasa cinta dan rindu yang alami. Perasaan rindu itu begitu terasa, hingga sebuah air mata mengalir dari kelopak mata indahnya. (*)

Penulis:

By @Hama (Sevilla Dian Mumtaz)
IG @dian_xx07
FB @Sevilla Mumtaz

Santri Darul Quran Banu Hasyim, Sidoarjo

No More Posts Available.

No more pages to load.