Kisah inspiratif santriwati asal Sukabumi yang kini kuliah di Turki ini memang patut kita ajungi jempol. Santriwati yang bernama Silma Silmatunnisa, merupakan Santriwati Asal Sukabumi Alumni Pondok Modern Gontor Putri yang juga pernah mengenyam Pendidikan di Pondok Modern Assalam
Kisah Perjuangan Seorang Silma Silmatunnisa
Kini dia menjadi Mahasiswi Ankara Sosyal Bilimler Üniversitesi Türkiye saat. Konon pada saat masih masa Pertengahan Pengabdian di Gontor Putri tepatnya tahun 2018, dia sangat bercita-cita untuk melanjutkan kuliah ke Luar Negri khususnya Turki.
Mengapa memilih negeri Turki? Karena Turki menurutnya kaya akan sejarah, terutama sejarah pada Masa Utsmani. Namun dia merasa bingung bagaimana agar cita-cita mulianya bisa terealisasi. Hingga tiba pada suatu waktu dia mengunjungi DCC (Darussalam Computer Center) atau kita biasa mengenalnya dengan sebutan WARNET (Warung Internet).
Dari situlah dia sedikitnya mendapatkan berbagai macam informasi untuk bisa masuk ke Universitas Turki salah satunya melalui Program YTB (Turkiye Burslari/Turkiye Scholarship) atau beasiswa yang diberikan langsung oleh Pemerintah Turki untuk jenjang Program S1, S2, S3, Mahasiswa Internasional. Namun sayang, dia belum diterima di jalur beasiswa luarnegeri itu.
Jangan pernah menyerah
Jadi karena dia belum lolos seleksi, dia mencari jalur mandiri dengan menggunakan hasil ujian YÖS. YÖS adalah ujian seleski masuk universitas semacam SBMPTN, namun untuk masuk ke Perguruan Tinggi di Turki, walaupun harus nunggu tahun berikutnya.
Sehingga di tahun 2019, dia bulatkan tekad untuk mempersiapkan ujian nya. Hari terus berlalu, tibalah dimana ujian YÖS dilaksanakan. Ujian dilaksanakan malam hari pukul 20.00-22.00 WIB yang langsung dikawal oleh Dosen – Dosen dari Istanbul Üniversitesi Türkiye. Nilai YÖS yang saya peroleh tidak mencukupi untuk masuk PTN di Turki. Maka, untuk yang kedua kalinya ternyata dia masih belum berhasil.
Dua hari setelah ujian YÖS, ayahnya mengintruksikan untuk mengikuti ujian seleksi ke Mesir melalui jalur Kedubes. Tanpa persiapan yang matang dia pun mengikuti ujian tersebut. Satu minggu kemudian ada informasi dari pihak kedubes bahwa tiga dari enam orang yang mengikuti ujian saat itu dari Santri Assalam dinyatakan lolos dan berhak mendapatkan beasiswa ini. Dan dia adalah salah satu dari tiga orang itu.
Karena cita-citanya tetap kuliah di Turki, dia rupanya tidak begitu senang walaupun lolos seleksi. ”Tetap ingin ke Turki”. Berkas-berkas yang diminta oleh Kedubes satu per satudia kumpulkan meski harus bolak balik ke Jakarta – Bandung. Mulai dari SKCK, berkas-berkas pribadi yang diterjemahkan ke Bahasa Arab dan lain-lain.
Pada bulan Oktober 2019, ada salah satu temannya yang juga seangkatan namun berbeda kampus mengirim dia Direct Massage (DM) di instagram untuk membantu like postingannya dalam program IYS (Istanbul Youth Summit) tahun 2020 mendatang.
Ternyata setelah satu bulan kemudian, dia melihat story Instagram temannya ini sudah berada di Turki. Bukan untuk mengikuti program IYS, seperti yang ia pernah sampaikan pada awal oktober, melainkan untuk melanjutkan studi di Turki, tepatnya di Kota Ankara.
Dari situlah dia langsung antusias dan banyak bertanya tentang proses perjalanannya sampai bisa diterima di salah satu kampus Ibu Kota Turki. Dia pun bilang pada temannya itu, kalau sampai saat ini belum berhasil, dan sempat dua kali selama 2 tahun berturut-turut belum berhasil untuk bisa Kuliah di Turki.
Dia menggunakan kata belum berhasil, karena dia yakin tidak ada seorang pun yang gagal melainkan belum berhasil.
Berawal dari hanya bantu like postingan teman yang kini udah kuliah di Turki, dia kecipratan berkhanya. Alhasil dia dibantu segala kebutuhannya, mulai dari berkas-berkas serta persyaratan lainnya bahkan hingga semua kebutuhan meliputi tempat tinggal bila mau kuliah di Turki.
Pada awal tahun 2020, dia pun mencari informasi seputar lembaga-lembaga yang bisa memfasilitasi dia untuk mempersiapkan Test IELTS. Karena salah satu syarat untuk jalur langsung Apply ke kampus yang dia tuju ini adalah Score IELTS.
Walau dengan keadaan yang sangat mendesak sekali karena pada tahun ini terjadi lockdown dimana-mana sehingga dia tidak bisa langsung belajar offline di lembaga tersebut. Dia kuatkan tekad untuk mengikuti Test IELTS di IDP Bandung pada bulan Agustus. Sesudah 14 hari, keluarlah hasil testnya dan dengan hasil tersebut dia gunakan untuk Apply ke kampus tujuan.
Baca juga: Ayat Alquran Menginspirasi Pebisnis Muda Busana Muslim dengan Omzet Miliaran Rupiah, Santri Penasaran?