Prediksi Turunnya Lailatul Qadar untuk Ramadlan 2020 antara Tanggal 29 dan 27, Itu Kata Mereka

oleh -
oleh
Prediksi Turunnya Lailatul Qadar untuk Ramadlan 2020 antara Tanggal 29 dan 27, Itu Kata Mereka

Santri Milenial – Turunnya Lailatul Qadar di setiap bulan Ramadlan selalu menjadi misteri. Sehingga banyak umat muslim di seluruh dunia yang rela tidak tidur di malam hari khususnya sepuluh malam terakhir, lebih spesifiknya lagi di tanggal ganjil yakni 21, 23, 25, 27 dan 29 dari bulan Ramadlan demi kedapatan malam Lailatul Qadar. Karena malam Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan dimana di malam itu juga Allah menurunkan Alquran.

Karena ketentuan turunnya menjadi misteri maka banyak menimbulkan predikisi. Bahkan di zaman Nabi, para sahabatNya banyak yang bertanya tentang hal ini, dan jawaban Rasulullah pun beragam. Berikut 2 Hadist Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhori, tentang kapan Lailatul Qadar itu terjadi:

Hadist pertama:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ

“Diriwayatkan dari Ibn Umar RA bahwa beberapa sahabat Nabi salallahualaihi wasallam diperlihatkan lailatul qadar dalam mimpi, di tujuh hari terakhir. Rasulullah salallahualaihi wasallam lalu bersabda: ‘Aku melihat mimpi kalian bertepatan di tujuh hari terakhir. Siapa yang ingin mencarinya, carilah ia di tujuh hari terakhir.”

Hadist kedua:

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ وَكَانَ لِي صَدِيقًا فَقَالَ اعْتَكَفْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ مِنْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ صَبِيحَةَ عِشْرِينَ فَخَطَبَنَا وَقَالَ إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي الْوَتْرِ

“Diriwayatkan dari Abi Salamah bahwa ia berkata: aku bertanya pada Abi Sa’id; ia adalah temanku. Ia lalu berkata ‘Kami beri’tikaf bersama Nabi salallahualaihi wasallam dalam 10 hari pertengahan dari bulan Ramadhan. Lalu beliau keluar dari rumah di pagi hari tanggal 20. Beliau lalu berkhutbah di hadapan kami. Beliau berkata ‘Aku diperlihatkan lailatul qadar lalu aku lupa tepat waktunya. Carilah ia di sepuluh hari terakhir, di hari ganjil’.”

Imam an-Nawawi, yang merupakan salah satu ulama terkemuka dalam madzhab syafi’i berpendapat bahwa Lailatul Qadar jatuh di malam yang berbeda-beda di setiap tahunnya. Dimana beliau memadukan berbagai riwayat hadis yang menunjukkan waktu yang berbeda-beda tentang terjadinya malam Lailatul Qadar.

Hanya saja, para ulama’ yang diberi kesempatan oleh Allah menemui Lailatul Qadar banyak yang kemudian mencatat pengalaman mereka, termasuk memberi semacam kaidah kapan biasanya Lailatul Qadar terjadi. Lewat catatan-catatan inilah kita bisa setidaknya memperhatikan malam-malam tersebut. Dengan harapan dapat melewati malam tersebut dengan ibadah sempurna dan doa-doa kebaikan. Kaidah tersebut yaitu:

manakala puasa dimulai hari jum’at, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 29. Apabila puasa dimulai hari sabtu, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 21. Apabila puasa dimulai hari Ahad, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 27. Apabila puasa dimulai hari senin, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 29. Apabila puasa dimulai hari selasa, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 25. Apabila puasa dimulai hari rabu, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 27. Apabila puasa dimulai hari kamis, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 21.

Sementara dalam kitab Iaanatut Thalibin syarakh kitab Fathul Muin juga menjelaskan tentang prediksi yang hampir mirip tapi tak sama yaitu sebagai berikut:

Bila puasa dimulai hari ahad atau rabu, maka lalilatul qadar jatuh pada tanggal 29. Apabila awal puasa dimulai hari senin maka lailatul qadar akan jatuh pada tanggal 21. Bila dimulai hari selasa atau jumat, maka lailatul qadar akan jatuh pada tanggal 27. Apabila awal puasa dimulai hari kamis, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 25. Kalau awal Ramadlan hari sabtu, maka lailatul qadar jatuh pada tanggal 23.  

So, itulah prediksi ulama mazhab Syafii, yang sudah pengalaman bertemu malam Lailatul Qadar, yaitu bila awal puasa adalah hari Jumat maka lailatul qadar akan turun antara 29 dan 27. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.