Covid-19: Terapi Medis, Spiritual, dan Sosial

oleh -
oleh
Covid-19: Terapi Medis, Spiritual, dan Sosial
Gambar: Masyarakat yang sedang memakai masker karena akibat dampak wabah Covid-19

Lamongan – Covid-19 (coronavirus disease 2019) dalam pekan ini telah terobos Jawa Timur (Jawa Pos, 19 Maret 2020). Ditemukan positif 8 kasus pasien, dengan rincian 6 kasus positif di Surabaya dan 2 kasus positif di Malang yang salah satu pasien di Malang meninggal dunia dengan komorbid penyakit jantung dan diabetes melitus.

Disamping pasien yang positif dan pasien yang meninggal dunia, juga disebutkan adanya 11 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 29 orang dalam pantauan (ODP), yang tersebar di Bojonegoro, Lamongan, Jombang, Gresik, Surabaya, Sampang, Sidoarjo, Pasuruan, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Malang, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, dan Pacitan.

Terapi Medis

Terapi medis penyakit apapun, boleh dikata prinsipnya hanya dua yaitu terapi anti penyebab penyakit dan terapi anti keluhan penyakit yang dikeluhkan pasien.

Terapi anti penyebab penyakit, tujuannya menghilangkan penyebab penyakit. Bila penyebabnya hilang maka pasien sembuh, tapi bila penyebabnya tidak hilang maka pasien tidak sembuh.

Terapi anti keluhan, tujuannya menghilangkan keluhan pasien,  termasuk  didalamnya terapi keluhan kwalitas hidup yang meliputi makan, minum, buang air besar, buang air kecil, dan tidur. Keluhannya dihilangkan, pasien bisa hilang keluhannya dan tidak kambuh lagi bila penyebabnya hilang, tapi pasien keluhannya tidak bisa hilang atau bisa hilang tapi kambuh lagi bila penyebabnya tidak hilang.

Masalahnya sampai saat ini terapi anti penyebab Covid-19 belum ditemukan, maka terapinya hanya pada terapi keluhan, termasuk terapi komplikasi akibat dari penyebab penyakitnya yang penyebabnya tidak bisa dihilangkan.

Terapi Spiritual

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka ‘hablum minallah’ dan ‘hablum minannas’.” (Q3:112).

Terapi spiritual yaitu terapi ‘hablum minallah’, hubungannya dengan Allah SWT, bersama Allah SWT dengan  islam, iman, ihsan atau dengan syariat, tarikat, hakikat, makrifat.

Syariat, melaksanakan syariat, juga kapanpun tidak berhenti lesan menyebut nama Allah SWT “zikrullah” (Q2:152, Q47:19). Hakikat, zikir nafas masuk “Allah/HU”. Makrifat, zikir nafas keluar “Allah/AH”.

Muroqobah dalam setiap nafas ingat Allah SWT, disiasati dengan gerak tangan gerak kaki atau lainnya, zikir bila ada orang dengan hati, dengan lesan bila tidak ada orang, sampai dengan jadi zikir otomatis jadi zikir tanpa disuruh tanpa dipikir sebab sudah terbiasa karena dibiasakan, zikir mendarah daging, sehingga saat meninggal dunia dalam keadaan zikir husnul khatimah, dimasukkan surga.

Harapannya yaitu Allah SWT sembuhkan (Q26:80) serta tidak kambuh jasmani (tuntutan diri) dan bisa ibadah istiqomah (tuntutan Tuhan). Bila tidak sembuh jasmani harapannya Allah SWT sembuhkan ruhani yaitu meninggal dunia atau mati husnul khatimah.

Terapi Sosial

Terapi sosial yaitu “hablum minannas”, hubungan dengan sesama manusia, antara lain dengan sedekah, silaturahim, mendoakan orang lain yang juga sakit dan lain-lain.

“Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah” (HR. Thabrani dan Baihaki).

Sedekah dengan niat “yuridu harsaddun-ya/minta Allah SWT sembuhkan sakitnya” (Q42:20), minta didoakan orang yang disedekahi agar sakitnya disembuhkan Allah SWT.

Silaturahim minta do’a ke ahlinya atau ke orang yang mustajab do’anya.

Mendoakan orang lain yang sakit, diamini yang dido’akan, hakikatnya ke yang mendo’akan.

Akhirnya, semoga Allah SWT jadikan kita sehat wal afiat, dapat ibadah (Q51:56), rahmatal lil alamin (Q21:107), bila mati husnul khatimah (Q3:102), dimasukkan surga (Q39:73), bertemu Allah SWT (Q18:110), Wallahua’lam.

Oleh: dr. Nurul Kawakib )*

*) Dokter Spesialis di Lamongan, Penulis Buku “Dahsyatnya Terapi Spiritual”.

No More Posts Available.

No more pages to load.