[starbox id = “Sholehoddin”]
SantriNow | Setiap 2 Mei 2019 bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bersamaan itu pula, dilaunching sekolah/madrasah unggulan oleh Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif Sidoarjo. Kegiatan didukung PC ISNU bersama Tim Pengembang Ma’arif Kabupaten yang terdiri para kepala sekolah/madrasah yang lebih dulu menjadi ikon sekolah/madrasah Ma’arif. Ini adalah kado istimewa dari Nahdlatul Ulama (NU) untuk bangsa Indonesia jelang satu abad.
Ada dua peran penting NU dalam kontestasi pada pendidikan nasional. Pertama dari segi kelembagaan. NU dengan basis pesantren dan madrasah yang menyebar di pelosok negeri, telah memberikan warna tersendiri dalam membangun sumber daya insani Indonesia yang berakhlak karimah.
Secara kuantitatif, sudah belasan bahkan puluhan ribu lembaga pendidikan yang berafiliasi ke NU, dari PAUD, dasar, nenengah sampai perguruan tinggi. Uniknya, disentralisasi pendidikan NU lebih tampak ketimbang yang lain. Meskipun sebagian kecil ada yang menjadi aset NU melalui Badan Pelaksana Ma’arif (BPM), namun sebagian besar dikelola oleh warga NU tapi dibawah pembinaan LP Ma’arif atau LPTNU . Ada pula milik dan dikelola oleh warga NU tapi tidak di bawah naungan Ma’arif ataupun LPTNU, tapi tidak banyak jumlahnya. Dengan berbagai tipologi tadi desentralsasi dan otonomi pendidikan lebih kental di tubuh NU. Itu belum termasuk pesantren di bawah Rabithah Ma’ahid Islami (RMI).
Secara kualitatif, lembaga pendidikan di NU sudah menunjukkan mutunya. Hadirnya sekolah dan madrasah unggulan seperti bilingual, tahfdz, trend matematika, sains seperti yang dilaunching hari ini oleh LP Ma’arif NU Sidoarjo, sebagai fakta tak terbantahkan jika NU juga bisa berkompetisi dalam dunia pendidikan. Tidak cuma itu, sejarah penegerian madrasah, tidak lepas dari kontribusi tokoh-tokoh NU di bidang pendidikan.
Kedua, penguatan ideologi melaui moderasi beragama yang sekarang menjadi salah satu mantra Kemenag,. Masuknya paham ekstrim dan intoleran, sudah banyak masuk dalam dunia pendidikan. Arab Saudi sebagaimana diberitakan media online telah memfiilter pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam sistem pendidikan nasionalnya, dan pemerintah Pakistan saat ini menguasai 30.000 madrasah dari paham wahabisme, Indonesia justru mulai berkembang dan laris manis di kalangan menengah muslim. Untungnya ada Aswaja An Nahdliyah yang masih berkembang di lembaga pendidikan NU. Di sini NU menjadi pemegang kunci dalam sebarkan ajaran Islam Wasathiyah melalui jalur pendidikan.
Baca juga: Inilah Santri Kandidat Kuat Calon Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Jokowi Jilid 2
Maka, program Geramm (Gerakan Ayo Membangun Madrasah) yang digagas Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jatim, yang salah satunya ada GEFA (Gerakan Furudhul Ainiyah), harus disinergikan dengan pendidikan karakter, dan Aswaja khususnya di lingkungan NU.
Dengan demikian, peran NU dalam percaturan pendidikan nasional, tidak diragukan. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2019 dan selamat sukses launching sekolah dan madrasah di lingkungan Ma’arif Sidoarjo.
Sholehuddin adalah Widyaiswara BDK Surabaya, Ketua ISNU Sidoarjo, dan Bid. Sekolah Unggulan PW Ma’arif Jatim.
Penulis: Sholehoddin
Editor: Muweil