Tahlilan dan Bid’ah

oleh -
oleh
Tahlilan dan Bid’ah

Cerpen santri dengan judul Tahlilan dan Bid’ah, ini merupakan sebuah kisah seorang anak yang tidak sepaham dengan orang tuanya

SantriNow | Rasa khusyukku di rumah Amir tiba-tiba pecah dengan panggilan Jupri. Temanku mulai TK itu memberi tahu tentang kedatangan orang tuaku. Aku tersentak. Wajahku pucat pasi. Tubuhku seketika memanas. Aliran darah terasa begitu cepat mengalir dan terasa mendidih.

Seperti orang yang baru berjumpa dengan hantu di siang bolong, aku merasa ketakutan dengan kedatangan orang tuaku. Apalagi mereka berdua tidak memberitahuku terlebih dahulu dengan kedatangannya.

“Kamu dicari orang tuamu tuh,” kata Jupri tiba-tiba masuk dengan membawa rokok yang dihisapnya di luar rumah.

“Di mana? Di mana?” tanyaku dengan tergagap ketakutan.

“Itu di luar lagi menunggu. Kayaknya lagi buru-buru orang tuamu.”

“Sebentar, bilangin aku masih mau ke kamar mandi,” kataku memberi alasan agar tidak langsung atau bahkan tidak bertemu dengan orang tuaku malam itu. Kaburlah istilanya.

Namun, saat berada di kamar mandi, aku sadar. Percuma saja aku berusaha kabur. Toh, setelah ini aku juga akan menemui mereka. Aku sadar bukankah seperti Gus Mus yang berhasil kabur dari majelis ceramah, yang berubah menjadi panggung dangdut, melalui alasan ke kamar mandi.

Baca juga: Cuci Muka dengan Air Liur

Gara-gara group whatsapp