Cerpen santri dengan judul Selembar Kerudung dan Senandung Cadar dalam Mata Lelaki Cina ini menceritakan seorang penjual kain dan pembeli kain kerudung dan cadar
SantriNow |Aku kisahkan padamu, tentang seorang lelaki cina yang tabah menjual kain kepada siapa saja, tak peduli siapapun. Tanpa sepengetahuan dan kesadarannya, kain yang ia jual harus memuncratkan peristiwa mencemaskan, ketika selembar kerudung dan senandung cadar harus berseberangan saling menyalahkan atas nama agama. Lelaki cina itu tergeleng-geleng tak dapat menebarkan ekspresi apapun. Ia tak habis pikir, pertengkaran mereka akibat kain yang ia jual. Bersama ini, kukisahkan padamu tentang seorang lelaki cina yang harus cemas menatap kenyataan yang tak mampu ia pahami sebagai fragmen kehidupan.
Bunga sakura berguguran memenuhi sebentang jalan yang ramai ditebari pejalan kaki. Setangkai sakura menjatuhi wajah seorang lelaki yang tengah memakai bomber cokelat yang cukup kontras dengan kulit pucatnya. Angin mendesir. Damai. Ia tampak menghembuskan napasnya di telapak tangannya seusai menggesekkan kedua bilah tangannya. Cukup dingin. Ia memilih duduk di sebuah kursi panjang, pinggir jalan. Sebagian parsial memorinya tampak megingat ucapan ayahnya.
“Pergilah ke negeri seberang!…”. Ia hanya mendiami perkataan ayahnya. Ambang keputusannya masih mengambang dan melayang di pikiran. Terlalu banyak yang dipertimbangkan. Timang menimang dalam remang. Sekali lagi ia masih mendesahkan napasnya kuat-kuat di suhu udara berderajat tinggi. Berharap resahnya akan menghilang terbawa lengang.
Baca juga: Santri Santun untuk Negeri