Surabaya – Politik kiai Jatim pasca pemilu 17 April 2019 kemarin terus membaik. Hal itu tercermin dari 4 poin penting hasil keputusan yang dihasilkan setelah para kiai pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dan kiai-kiai pendukung paslon nomor urut 02 melakukan petemuan di Surabaya tepatnya di rumah Gus Ipul pada Jumat, (19/04/19), kemarin.
Menurut keterangan Gus Ipul selaku tuan rumah dalam acara perkumpulan tersebut menjelaskan, para kiai tersebut tengah membahas dinamika perkembangan politik kebangsaan ke depan.
“Hari ini kiai-kiai berkumpul sesudah kemarin proses pilihan presiden. Ini ibaratnya melupakan 01-02 untuk bermusyawarah menyikapi dinamika paska pilpres,” tutur Gus Ipul kepada awak media sembari tersenyum tipis.
Bukan hanya itu saja, Gus Ipul juga menambahkan, bahwa pertemuan para kiai tersebut dinilai sangat penting karena sebelumnya ada yang mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi.
“Para kiai mengganggap proses dukung mendukung sudah selesai dan saat ini adalah saatnya menatap ke depan demi keutuhan dan kemajuan bangsa,” katanya.
Di sisi lain, Pengasuh Pesantren Miftachussunnah KH Miftachul Ahyar juga ikut menjelaskan terkait pertemuan para kiai sepuh se Jatim tersebut. Menurutnya, kiai-kiai ingin suasana pascapilpres dingin dan damai.
“Mari kita bersama-sama menjaga situasi aman dan damai. Jauhi segala bentuk provokasi dan menurunkan tensi-tensi ,” ujarnya.
Rais Aam PBNU tersebut juga meminta agar tidak ada lagi kubu 01 dan 02, serta menunggu keputusan KPU.
“Mari bersabar, sembari menunggu serta mengawasi penghitungan suara yang sedang dilakukan oleh KPU. Semoga menghasilkan pemilu yang berkualitas,” harapnya.
Sementara KH Mahrus Abdul Malik perwakilan kiai Madura yang merupakan pendukung paslon 02 mengatakan, para kiai di Madura terus turun ke lapangan memantau kondisi masyarakat dan meminta masyarakat agar menjaga situasi keamanan yang kondusif.
“Kami selaku orang Madura, Alhamdulillah para ulama di sana turun langsung ke bawah, dan di Madura tidak ada apa-apa,” ungkapnya.
4 Keputusan Kiai Sepuh Jatim Pasca Pemilu 2019

Adapun 4 poin hasil dari perkumpulan tersebut kiai sepuh Jawa Timur tersebut adalah sebagai berikut:
- Bersyukur ke hadirat Allah SWT atas terselenggaranya pemilu 2019 yang aman, tertib dan lancar dan bersedia menerima siapapun yang ditakdirkan Allah SWT untuk menjadi pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia atas dasar keputusan resmi KPU.
- Terima kasih kepada masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya secara tertib dan bertanggung jawab. Dan terimakasih juga Kepada segenap aparat negara yang telah bertugas dengan baik.
- Menjaga suasana masyarakat yang aman dan kondusif, menjauhi segala bentuk provokasi dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah ummat, sesuai kaidah: Dar’ul mafasid muqoddamun ala jalbil masholih.
- Bersabar menunggu dan mengawasi proses penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU secara profesional, adil dan amanah dalam menjalankan tugasnya sesuai undang-undang yang berlaku untuk menghasilkan pemilu yang berkualitas.
Baca juga: 8 Pesan Penting NU Jatim, Tentang Isu Politik Kebangsaan Usai Pemilu 2019
Berikut para kiai sepuh yang hadir dalam acara tersebut

KH Kafabihi Mahrus (Pesantren Lirboyo, Kediri), KH Miftahul Ahyar (Pesantren Miftachussunnah, Surabaya), KH Zainuddin Djazuli dan KH Nurul Huda Djazuli (Pesantren Ploso, Kediri), dan KH Nawawi Abdul Djalil (Pesantren Sidogiri, Pasuruan).
Ada juga KH Mahrus Malik (Pesantren Al-Ihsan Jrangoan, Sampang), KH Idris Hamid (Pesantren Salafiyah, Pasuruan), KH Syafiuddin Wahid (Pesantren Gersempal, Sampang), KH Nuruddin A Rahman (Pesantren Al-Hikam, Burneh, Bangkalan), KH Maksum Faqih (Pesantren Langitan, Tuban), KH Zakky Abdullah (Pesantren Panji Kidul Situbondo), dan KH Farhrur Rozi (Pesantren Annur, Bululawang, Malang). (*)
Penulis: Zulhan
Editor: Muweil