Buku Tentang Gajah Mada: Mahapatih Mangkubumi Majapahit PU GAJAH MADA

oleh -
oleh
Buku Tentang Gajah Mada: Mahapatih Mangkubumi Majapahit PU GAJAH MADA

SantriNow | Buku tentang Gajah Mada yang berjudul Mahapatih Mangkubumi Majapahit PU Gajah MADA, ini merupkana buku sejarah perang serta kepahlawanan di zaman feodal di Nusantara pada abad ke-13 dan14.

Pengarang buku ini adalah seorang sejarawan Nusantara yang tak lain merupakan Ketua LESBUMI PBNU KH Agus Sunyoto.

KH Agus Sunyoto pada saat berkesempatan mengisi acara Sarasehan Budaya dan Ekspedisi Gajah Mada di Lamongan, mengatakan bahwa:

1. Situs Makam Nyai Andongsari / Ibunda Gajah Mada (Dsn.Cancing Sendangrejo, Ngimbang).

Menurutnya, Gajah Mada lahir di Dusun Cancing, dari seorang Ibu (nyai Andongsari) yang tak lain adalah putri dari Raja Kertanegara. Artinya Gajah Mada cucu seorang Raja. Cerita ini berbeda dengan forklore yang berkembang di masyarakat. Menurutnya, Nyai Andongsari adalah seorang selir raja, yang terusir dari Istana karena kehamilannya. Anak dari kehamilan tersebut kemudian kelak dikenal dengan nama gajah mada.

Masyarakat sekitaar berkisah bahwa, Gajah Mada diperintah oleh Ibunya Nyai Andongsari menuju Majapahit untuk melewati perbukitan di selatan desanya. Dalam perjalanannya kemudian beliau singgah di Desa Bedander ini.

2. Situs Desa Bedander, Kabuh, Jombang.

KH. Agus Sunyoto menjelaskan, Bedander merupakan tempat Gajah Mada menyembunyikan Raja Jayanegara saat terjadi pemberontakan Ra Kuti. Artinya, Gajah Mada dibesarkan di sekitar Modo dan Ngimbang, letak Bedander di Kabuh ini lebih cocok bila dibandingkan kawasan Dander di daerah lain seperti Bojonogoro. Apalagi didukung beberapa peninggalan kuno/struktur batu-bata kuno di desa ini. Catatan sejarah ini termuat dalam Serat Pararaton.

3. Situs Candi, Dsn. Boworejo, Cangkring, Kec. Bluluk Lamongan.

Dalam Prasasti Biluluk, disebutkan bahwa kawasan Bluluk merupakan salah satu Desa Sima pada era Majapahit, yang warganya dibebaskan pajak, serta ditempati sebagai tempat bangunan suci (candi). Temuan struktur batuan andesit dan yoni di desa ini bisa menjadi penguat akan adanya bangunan suci di Bluluk pada era majapahit.

4. Situs Sitinggil, Modo

Cerita Forklore masyarakat sekitar menyebut bahwa sitinggil adalah tempat Gajah Mada kecil / Joko Modo menggembala. KH Agus Sunyoto menjelaskan, Sitinggil merupakan bangunan punden berundak yang ada sejak zaman megaliticum. Di tempat ini Gajah Mada melakukan ritual persembahan sesuai keyakinannya. Diyakini Gajah Mada masih menganut ajaran Kapitayan, agama keyakinan sebelum Hindu Budha.

Kesimpulan:

1. Dari beberapa situs petilasan Gajah Mada yang dikunjungi, semakin menguatkan teori Gajah Mada asli/terlahir di Lamongan.

2. Dari perjalanan sejarahnya, Gajah Mada diyakini sebagai tokoh yang terlahir dari Kasta Rendah (karena ibu Gadjah Mada memiliki kasta lebih tinggi dari ayahnya, dan menurut aturan saat itu, jika kasta ayah lebih rendah dari kasta ibunya, bila punya anak maka kasta anak akan lebih rendah dari kasta ayahnya) sampai menapak mencapai karir puncak sebagai Mahapatih Amangkubumi. Menarik bukan? (*)

Tentang Buku:

Judul: Mahapatih Mangkubumi Majapahit PU GAJAH MADA

Pengarang: KH Agus Sunyoto

Penerbit : Pustaka Pesantren Nusantara
Tebal : 324 halaman
Ukuran : 18 x 24 hal
Cetakan 1 : Maret 2019

Bila berminat silahkan hubungi: WA: 087851100656

No More Posts Available.

No more pages to load.