Story of Friendship, merupakan kisah persahabatan tiga mahasiswi di sebuah Universitas di Surabaya. Mari baca dan ambil hikmahnya!
SantriNow | “Mulai hari ini kita sudah tidak bisa bersama sama, jaga anak kita semoga Tuhan selalu memberikan keberkahan kepada kita semua”
Nafas yang selalu terngiang dalam mimpi dan hidup yang diwariskan oleh Tuhan, begitulah yang dirasakan Nia sepanjang nafasnya, sepanjang dia merajut segala kisah dan jalan pendidikannya. Teka-teki rumit dalam rumah harus dia pecahkan setiap hari kemudian mengirimkannya pada angin supaya laut dan hutan dapat memberinya isyarat baru bahwa Tuhan tak akan membiarkannya menangis berkepanjangan.
Sujud dan doa adalah tangis Nia sepanjang dia mengenang beribu keindahan. Tetes demi tetes yang terurai jatuh adalah rindu yang tak pernah terbalas, tak sama seperti kawan sebayanya yang setiap hari dicium dan disayang dengan pelukan.
Tuhan, kenapa? Dalam hati kecilnya seringkali terucap hal itu seraya menangis lirih dalam renungan tahajudnya. Mengadukan segala derita dan duka nestapa. Tuhan aku ingin seperti mereka, bahagia ditengah tengah keluarga serta memandangi kerling mata ibu dan ayah kemudian segaris senyum indah di bibir mereka.
Bertahun-tahun air mata dan luka yang menganga dalam hatinya sudah menjadi candu dalam hidup Nia. Duka yang tertimbun bukan lagi persoalan besar di usianya yang mulai dewasa. Dia sadar bahwa akan ada banyak hikmah di balik jutaan tetes air matanya. Dia sadar bahwa derita bukan hal yang harus menghalangi untuk meraih berbagai mimpi dalam hidupnya.
“Buk, Nia pingin kuliah”, katanya setelah pelulusan.
“Tapi?”, sahut pelan ibunya.
“Iya bu, Nia tahu tapi Nia akan berusaha”, jawab Nia dengan semangat
“Apapun itu jika kamu memang sudah niat, ibu akan selalu berdoa untukmu”, jawab lirih ibunya.
Baca juga: Mewujudkan Mimpi Ayah, Membanggakan Hati Ibu