Santri Wajib Optimis di Awal Tahun 2019

oleh -
oleh
Santri Wajib Optimis di Awal Tahun 2019

Santri wajib optimis menatap masa depan dan jangan sampai pesimis walau sejengkal pun

SantriNow | Salah satu ciri-ciri santri kata Ketua PBNU KH Said Aqiel Siraj adalah mukanya bersinar karena minimal lima waktu berwudlu’ dan setelah berhubungan, pasti mandi besar.

Hal itu beliau ungkapkan dalam acara istighotsah menyambut malam tahun baru Masehi 2019 di kantor PBNU Jakarta, Senin (31/1218).

Kang Said Aqiel Siraj mengisi taushiyah dalam rangka malam tahun baru 2019 di kantor PBNU Jakarta (santrinow.com)

Santri wajib optimis di awal tahun 2019 ini. Sebagaimana Kang Said mengatakan, lakukan tiga hal menuju awal tahun 2019.

Pertama adalalah muhasabah (introspeksi diri). Kesalahan, kemungkaran datangnya dari diri kita sendiri. Makanya kegagalan demi kegalan harus diintrospeksi. Santri harus punya jiwa besar tidak boleh minder. Santri harus punya cita-cita setinggi langit dan menjadi orang mulia.

Kata Kang Said, nafsu ada dua, satu nafsu ghodlobiyah, dan dua nafsu syahwatiyah. Nafsu ghodlobiyah adalah keinginan untuk berkuasa (jabatan) yang dipaksakan, seperti ungkapan “saya harus menang, saya harus jadi imam, saya harus jadi pemimpin dan seterusnya.

Apakah jelek orang yang demikian?, belum tentu. Kalau niatnya benar, caranya benar, dan tujuannya benar. Maka nafsu ghodlobiyah seperti itu baik dan namanya berubah dari ghodlobiyah menjadi himmah (cita-cita).

Kedua adalah nafsu syahwatiyah yaitu keinginan untuk menjadi orang kaya, punya istri cantik, harus jadi komlomerat dan seterusnya. Alhasil nafsu syahwatiyah ini erat kaitannya dengan keinginan syahwat untuk menjadi orang mulia. Tapi apabila keinginan ini diniati dengan benar, caranya benar dan tujuannya benar maka namanya adalah azimah (kemuliaan).

Karenaya santri harus optimis dalam menatap masa depan. Orang yang besar akan selalu berpikir besar (optimis) dan sebaliknya.

Baca juga: Pengertian Santri Versi Ulama dan Santri Zaman Now

Kedua muatabah (menyalahkan diri sendiri). Setelah kita introspeksi diri maka segala kesalahan harus dikembalikan pada diri sendiri. Jangan sekali-kali kita menyalahkan orang lain apalagi sampai menyalahkan Allah tapi salahkanlah diri kita sendiri. Sehingga dengan demikian kita akan berusaha untuk selalu belajar dan belajar dan tidak gampang puas.

Ketiga adalah muqorobah (optimis). Santri harus optimis dalam menjalani hidup, tidak boleh melempem (putus harapan). Tidak ada ceritanya orang berusaha itu sia-sia pasti ada hasil. Dan Allah melihat seseorang bukan dari nasabnya, kepintarannya, melainkan dari kesungguhan dan kegigihannya.

Mari sebagai generasi santri zaman now, isi kegiatan sehari-hari dengan semangat melambung dan rasa optimis yang mendidih. (Now)

No More Posts Available.

No more pages to load.