Cerpen Santri Jaman Now dan Kiai Kehidupan

oleh -
oleh
Cerpen Santri Jaman Now dan Kiai Kehidupan

SantriNow | Cerpen Santri Jaman Now ini mengisahkan tentang perjalanan seorang santri dengan gurunya bernama Kiai Kehidupan.

———————————

Ada seorang anak muda yang tampan rupawan, gayanya kekinian, kalau istilah sekarang, “Anak millennial bingeeet” ingin jadi santri dari seorang kyai sepuh, alim dan wara’. Karenanya ia berkelana dengan membawa bekal secukupnya, serta uang, handphone pintar dan ATM. Si calon Santri Jaman Now ini, istilah generasi zaman sekarang merupakan anak dari kelauarga konglomerat yang memiliki perusahaan populer.

Baca juga: Santri Zaman Now dan Pola Hidup Digital

Sebenarnya kepergian anak muda ganteng ini awalnya tidak direstui orang tuanya namun karena melihat kesungguhannya sang ayah bunda melepaskannya. Dalam bus cepat (patas) yang ditumpangi, ia berdoa, “ya Allah jadikanlah perjalanan hambamu ini awal kedewasaan hamba dalam meniti takdirmu, amin”.

Sesampainya di tujuan, ia pun turun dari bus untuk mencari warung makan. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00, katanya dalam hati “wah sebentar lagi waktu sholat zuhur nih”. Ternyata betul, tak lama kemudian ada suara azan dari arah belakang. Setelah ia selesai makan dan minum, ia bergegas mencari masjid dengan menggunakan bantuan aplikasi handphone genggamnya. “Wah, ternyata di belakang warung ini ada masjid”, sambari menoleh ke belakang.

Setiba di masjid dia pun berwudhu dan siap-siap melaksanakan shoat zuhur berjamaah. Tak lama sang imam sholat datang, sholat pun dimulai. Setelah sholat jamaah usai, ia bersalaman kepada satu persatu jamaah lain seraya minta petunjuk kepada salah seorang di atara mereka tentang seorang kiai terkenal di daerah itu.

“Maaf bapak, di daerah sini dimana ada pesantren besar?” tanyanya kepada seorang laki-laki separuh baya. “Oh, kalau di daerah sini tidak ada pondok pesantren besar, adanya Pesantren Nurul Iman, tapi santrinya tidak sampai 500 orang”, jawab lelaki itu. “Oh gitu, dulu bapak pernah nyantri dimana?”, tanyanya lagi. “Saya dulu tidak nyantri, hanya ngaji kepada guru alif dekat rumah”. “Coba kamu tanya ke orang itu, mungkin dia tahu pesantren besar”, lelaki itu memberi arahan. “Oh ia, tak tanya dulu”, jawab sang pemuda.

Baca juga: Santri Zaman Now Berharap Minum Susu

No More Posts Available.

No more pages to load.