SantriNow | Cerpen Santri Zaman Now. Dalam cerpen ini, kami mengisahkan beberapa santri yang terlibat perdebatan terkait program pengurus yang tidak kunjung terealisasi.
Set set, hem pagi-pagi gini pengennya minum susu, ya! Celoteh Irfan yang tampangnya mirip artis zaman now.
Walah, kok cita-citanya malah minum susu sih. Emang kamu semasa kecil gak nyusu ya?, Wahyu meledek.
Hahaha…ya sering lah, tapi kan itu udah lama. Oh ia, ngomong-ngomong program pengurus yang sekang, katanya ada jadwal minum susu mingguan ya? Tanya Irfan.
Saya dengar-dengar katanya begitu. Konon, tujuan pengurus adakan program minum susu itu supaya kesehatan fisik dan kecerdasan otak kita terjamin dan tak berpenyakit. Irfan meyakinkan.
Hem, boro-boro program minum susu tiap minggu, nasi yang kita makan tiap hari aja sering kutang, eh maap kepeleset, maksudnya sering kurang. Sahut Yanto, santri yang sok kritis itu. Apalagi mulai dulu “kata dia”, kita sebagai rakyat biasa jarang minum susu.
Tapi, kalau memang ada proker itu kan bagus, cuma, mana buktinya, kita sampai sekang gak pernah setetes pun merasakan susu dari pengurus. Padahal kepengurusan sekarang udah hampir selesai masa jabatannya. Harusnya kalau proker minum susu memang ada, wajib hukumnya direalisasikan. Soalnya mereka sudah terlanjur janji saat kampanye. Kata Wahyu
Dan kita memilih mereka waktu di tps, ya karena ada program minum susu ini. Tapi sampai sekarang kok belum nongol juga susunya ya?
Padahal mereka dilantik dan disumpah atas nama Tuhan dengan saksi Quran. Ya tapi beginilah kenyataan kita sekarang.
Suasana semakin memanas
Bagaimana kalau kita protes saja. Sekarang kan udah jaman demokrasi, dimana tiap rakyat punya hak untuk bersuara. Usul Miftah.
Nah saya setuju, sahut Roby. Kita ini kan rakyat kecil, jadi janji apa saja yang pernah mereka lontarkan saat kampanye, ayo tagih sekarang.
Kalau saya sih gak setuju bila harus demo, kata Nukman. Apalagi hanya urusan susu itu. Coba sekarang saya tanya pada kalian, apa yang sudah kalian persembahkan hari ini untuk kemajuan pesantren?
Jangan hanya pintar nuntut, sementara kalian sering tidak mengikuti kegiatan rutinan pesantren. Malah kalian sering melanggar aturan. Nukman mengakhiri pembicaraan.
Nah ini santri mata-matanya pengurus. Ayo kita gebuki saja santri model begini. Sahut Roby. Lalu dia melanjutkan, Siapa pun yang tidak setuju dengan demo kali ini, habisi saja, kalau perlu pas tidur, kita kerjain dia bareng-bareng. Gimana setuju? Setuju!, santri yang lain mulai bersuara.
Suasana mulai gaduh, ya kayak panggung polik para elit sekarang yang sedikit-sedikit heboh.
Ayo kita buat tagar, #MingguDepanWajibMinumSusu
Pokoknya kita viralkan tagar ini ke semua kamar, biar tuntutan kita segera ditanngapi.
Ustaz pun mulai ikutan
Tak lama kemudian, datanglah seorang dengan berpakaian putih, peci hitam, dan sorban melilit di bahunya. Ternyata dia adalah sosok ustaz yang selama ini disegani di pondok psantren al Now-iah tersebut.
Assalamualaikum! Sang ustadz memebri salam.
Para santri dengan nada tawaduk menjawab Waalaikum salam ustadz.
Boleh saya nimbrung dengan kalian semua? Tanya sang ustadz!
Mereka menjawab, tentu ya ustazi.
Lagi ngobrol apaan nih, kok kelihatannya ada dua firqoh? Tanya ustadz
Salah satu santri senior menjawab. Begini ustaz, mulai tadi kami berdebat soal program pengurus berupa keputusan “minum susu”.
Kan waktu kampanye, mereka berjanji akan memberi kita minum susu tiap minggu. Tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada.
Kemudian, sebagian dari kami ada yang usul untuk melakukan aksi demo, nuntut janji pengurus.
Tapi sabagian yang lain ada yg tdk setuju. Sehingga terjadilah perdebatan yang sedikit memanas.
Mumpung ada ustaz, kami mohon pencerahannya. Silahkan ustadz!
Begini ya!
Tak lama kemudian azan zuhur berkumandang. Nah sekarang sudah azan nih, mari ke musholla dulu untuk sholat zuhur berjamaah, setelah itu baru saya lanjutkan.
Ya lah ustaz, baiklah!
Akhirnya para santri pun ke musholla untuk sholat jamaah.
Catatan: Kisah ini kami bikin bersambung. Silahkan berlangganan, insya Allah tiap minggu kami munculkan cerita selanjutnya dari tiap cerbung di santrinow, terimakasih.