SantriNow | Desember 2012 Tahun kedua, Naura sudah jauh berbeda. Gadis itu tak lagi kesal pada Ustadz barunya. Justru makin dekat. Kedekatan terjalin karena terbentuknya kelompok belajar Nahwu Shorf bersama Azqi dan 4 teman lainnya.
Ustadz Salman baik…Itu yang membuatnya bisa membuka hati.
Kedua sahabat itu makin bersemangat dalam belajar. Kehadiran Ustadz Salman makin terasa saat beliau mampu memotivasi belajar keduanya.
Desember ini, acara tahunan Peringatan Nuzulul Qur’an berlangsung sangat berbeda. Grup sholawat yang turut memeriahkan acara berduet dengan Ustadz Salman. Naura, sang vocal utama sangat senang dengan kehadiran ustadz itu.
“Inget nggak, dulu kamu paling anti sama Ustadz Salman?” Ejek Azqi yang diam-diam tahu sahabatnya yang mulai jatuh cinta.
“Iya ya, habis dulu… Akhwat Mudabbiroh suka alay! Kesana cerita… Kesini cerita… Jadi ilfil! Emmmm… Omong-omong, Jujur ya… kamu suka nggak sama Ustadz Salman?”
Azqi diam. Andai saat itu mereka tidak sedang hujan-hujan, sudah sangat jelas bahwa Azqi sedang menangis. Air hujan menyamarkan air matanya. Karena bagi Azqi, mencintai secara diam-diam dan tidak diperhatikan itu sangat sakit.
Tapi, Naura terlanjur faham dengan sikap sahabatnya selama ini. Ya, sahabatnya itu sudah jatuh hati sejak awal. Dan hal yang paling disesalkannya adalah; mengapa mereka selalu suka dengan hal yang sama?
Umur mereka masih 15 tahun. Dan bahasan tentang cinta yang menjadi bumbu-bumbu di sela-sela belajar tidak akan pernah menjadi topik yang membosankan.