SantriNow | Jenggotisasi di Indonesia begitu merebah ke pelosok Nusatara. Siapa mereka? Mereka adalah para penganut Wahabi yang memang dengan sengaja ingin mengajak umat muslim supaya mengikuti cara mereka dalam berislam. Karena bagi mereka Agama Islam yang benar hanyalah Islam versi mereka, yang lain salah.
Maka tidak salah jika mereka dengan lihainya pergi kemana-mana dengan jenggot panjang yang memang sengaja mereka lebatkan, dengan bekal jidat hitam, serta celana cingkrang. Itulah atribut yang menjadi ciri khas mereka.
Mangapa mereka demikian cara hidupnya? Bagi mereka Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam cara berpakaianNya seprti itu yakni jenggot tebal, jidat hitam, celana cingkrang. Demikian juga, mereka menirunya sesuai apa yang diyakini sebagai cara hidup Nabi Muhammad SAW.
Apa masalah mereka berpakaian seperti itu, kan terserah mereka dalam berpakaian, apalagi sudah mengatakan mengikuti Nabi?
Memang tidak ada masalah jika hanya demikian. Namun para penganut Wahabi di ngeri ini memaksa orang lain untuk ikut mereka, kalau tidak ikut dibilang kafir, musyrik, penyembah kuburan, bid’ah, takhayyul dan sebagainya. Nah itu masalahnya.
Lantaran tidak pakai gamis, celana cingkrang dan jenggot tebal, lantas mereka bilang “Islam Anda Kurang Kaffah”. Bahkan mereka berani mengatakan Wali Songo (Wali Sembilan) tidak ada. Padahal keturunan Wali Songo sampai sekarang banyak di Indonesia, termasuk Kiai Kholil Bangkalan dan Kiai-Kiai lain di Nusantara.
Apakah betul begitu Agama Islam yang sebenarnya? Padahal Islam agama Rahmah bukan agama menghujat. Islam tidak memaksa kepada siapa pun untuk masuk ke dalamanya. Islam juga disebar ke Indonesia oleh Wali Songo tidak pernah menggunakan kekerasan melainkan melebur dengan budaya yang ada senampang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Baca: Ketua Wahabi di Indonesia?