Apakah Teroris Beragama?

oleh -
oleh
Apakah Teroris Beragama?
Gambar: teras

SantriNow | Kita turut berduka cita atas korban tewas maupun luka-luka yang diakibatkan bom bunuh diri di Surabaya pada tanggal 13 Mei. Ledakan terjadi di tiga lokasi yang berbeda. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, kedua ledakan terjadi di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, dan terakhir ledakan terdengar di Gereja GKI di Jalan Diponegoro.

Diduga pelaku bom bunuh diri berasal dari satu keluarga yang baru pulang dari Suriah dan dinilai tetangga sebagai keluarga yang taat beribadah. Sebelum terdengar kabar bahwa mereka melakukan bom bunuh diri, mereka masih melaksanakan shalat subuh berjamaah. Namun ada sesuatu yang berbeda dan dianggap aneh, karena tidak seperti biasanya, selesai shalat shubuh mereka berpelukan dan meneteskan air mata.

Semua organisasi sosial-keagamaan, organisasi mahasiswa, dan LSM yang anti teroris dan intoleransi mengutuk pelaku bom bunuh diri di Surabaya yang menewaskan 13 orang dan 41 dilarikan ke rumah sakit.

Bom bunuh diri dianggap sebagai aksi teror yang dilakukan oleh orang-orang yang berpaham radikal. Mereka menghalalkan darah orang-orang yang pemahamannya berbeda, sehingga membunuh orang yang mempunyai keyakinan berbeda dengan mereka dianggap sebagai jihad dan siapapun yang mati dalam keadaan berjihad adalah syahid. Baca: Helikopter AS Kepergok Evakuasi Sejumlah Teroris ISIS dari Suriah