Bikin Baper, Demi Sekolah Mereka Rela Berenang atau Gantian Naik Ban

oleh -
oleh

Kalau saja mesin waktu itu ada, Iskandar ingin sekali secepatnya dilempar ke masa depan. Ke masa ketika dia segera bisa mewujudkan cita-citanya: menjadi guru. “Mau buka sekolah di kampung. Biar anak- anak tidak mengalami hal yang kami alami saat ini,” ujarnya.

Tiap hari siswa kelas II SMP dan kawan-kawannya di Dusun Damma, Sulawesi Selatan, memang harus menantang maut. Hanya agar bisa bersekolah ke kampung sebelah.

Sebab, dusun yang masuk Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, itu terisolasi oleh Sungai Leko Bo’dong. Jembatan tak ada. Sudah sempat mulai dibangun. Tapi, tak jelas kelanjutannya hingga sekarang.

Jadilah, sekitar 25 siswa SD, SMP, dan SMK dari Damma harus menyeberanginya dengan berenang. Memang ada ban Tapi cuma satu. Jadi, penyeberangan “kelas eksekutif” itu hanya boleh dipakai para bocah perempuan. Serta buyung (bocah lelaki) dan upik (bocah perempuan) yang masih duduk di sekolah dasar (SD). “Karena kita takut mereka terseret (kalau berenang, Red). Kalau anak laki-laki yang besar, semua bisa berenang,” kata Iskandar kepada Fajar (Jawa Pos Group) Sabtu lalu (7/4).

Jadi, tak heran kan kalau Iskandar kemudian begitu ingin bisa menjadi guru? Biar cukup dia dan kawan-kawan sebayanya saat ini saja yang mengalami kesulitan seperti itu.

Tulisan ini juga dimuat di jawapos online dengan judul Perjuangan Para Siswa di Dusun Damma, Sulsel, untuk Bisa ke Sekolah [sN/jP]