Bikin Baper, Demi Sekolah Mereka Rela Berenang atau Gantian Naik Ban

oleh -
oleh
Bikin Baper, Demi Sekolah Mereka Rela Berenang atau Gantian Naik Ban
Gambar: Ilustrasi

SantriNow xxx Mungkin kalau tempo dulu, berenang demi bersekolah itu sudah biasa. Namun untuk era sekarang (zaman now) sudah jadi hal yang kurang relevan. Tapi siapa sangka, di daerah pedalaman tepatnya di Dusun Damma, Sulawesi Selatan, para siswa yang hendak berangkat ke sekolah harus renang atau gantian naik ban supaya bisa sekolah di pusat desa di seberang sungai.

Tiap jam berangkat dan pulang dari sekolah, Iskandar dan beberapa rekan sebayanya yang lelaki pun jadi yang paling sibuk. Merekalah yang menyeberangkan adik-adik mereka dengan ban. Kebetulan, Iskandar juga punya adik yang masih bersekolah di kelas II SD.

Bolak-balik. Karena ban cuma satu. Tak jarang ban harus terseret jauh dari tepian ke seberang akibat derasnya arus sungai itu. Sekolah para bocah itu terletak di pusat Desa Bonto Matinggi. Nah, sungai tadi memisahkan Damma yang dihuni sekitar 200 warga dengan pusat desa tersebut.

Para siswa yang menyeberang dengan berenang seperti Iskandar otomatis harus membawa baju ganti. Seragam dan peralatan sekolah lainnya mesti disimpan dalam tas plastik.

April ini, di ujung musim hujan, arus sungai juga masih sangat deras. Menyeberang dengan ban pun menjadi satu-satunya pilihan jika tetap ingin bersekolah. Tetapi, saat puncak musim hujan, sungai menjadi benar-benar ganas. Warga yang mahir berenang sekalipun tidak akan berani mengarungi. Baca juga: Polda Jatim: Bagi yang Hafal Quran 10 sampai 30 juz, Laporkan Saya

Kalau sudah demikian, Iskandar dan anak-anak dusun terpaksa “meliburkan diri”. “Bukan cuma kami yang tidak sekolah. Orang-orang tua juga tidak bisa ke mana-mana. Semua terisolasi di sini kalau hujan deras,” kata Iskandar.