Sebelas Kiat Sehat ala Cak Nun

oleh -
oleh

Khusus untuk mengenali posisi Tuhan, Tuhan itu memiliki hak mutlak atas sakit atau sehatnya apa saja yang Ia ciptakan. Tuhan tidak berpihak pada sehatnya manusia berdasarkan konsep manusia tentang sehat. Sehat dan sakit menurut Tuhan berbeda, atau sangat berbeda, atau bahkan bisa sangat terbalik, dibanding sehat dan sakit menurut ilmu kita. Menurut keperluan dan kepentingan manusia.

Kesehatan di “mata” Tuhan, adalah keberadaan manusia di dalam kepatuhannya kepada kehendak-Nya. Maka pemahaman atas kesehatan manusia, bisa terbalik dari konsep kesehatan menurut Tuhan.

Keempat, ada kemungkinan-kemungkinan, yang mungkin tidak terbatas jumlahnya. Tuhan bisa memberi sakit kepada manusia, tetapi fungsinya adalah penyehatan jiwa. Tuhan memberi sakit atau penyakit kepada manusia, maksud atau posisinya bisa saja sebagai ujian atau pendidikan, atau peringatan, atau mungkin hukuman. Sebaliknya, Tuhan memberi sehat kepada manusia juga bisa merupakan ujian, pendidikan, peringatan atau hukuman. Jadi, sehat dan sakit menurut kita bisa sangat terbalik dengan sehat dan sakit menurut Tuhan, tergantung, kita bisa menemukan ndak, latar belakang kenapa Tuhan bikin kita sakit; kenapa Tuhan bikin kita sehat?

Sakitnya manusia, bisa membuatnya rendah hati dan sadar ketergantungannya kepada Tuhan. Sementara sehatnya manusia bisa merupakan semacam azab bagi manusia, yang membuatnya sombong dan tergelincir hidupnya, serta kelak tiba di Tuhan, tidak seperti posisi yang Tuhan menghendaki ketika Tuhan menciptakan kita semua.

Kelima, demikian juga konsep Tuhan tentang hidup dan matinya manusia tidak sama dengan pemahaman kita, pemahaman manusia. Banyak dialami, banyak kita alami, bahwa sakit berlanjut ke kematian. Tapi bisa juga terjadi kematian tanpa sakit sebagai sebab-musababnya. Di dalam konsep Tuhan, hidup dan mati bisa berkait, bisa juga tidak berkait, terserah-terserah Tuhan.