SantriNow xx Prabowo Subianto sebagai ketua umum partai Gerindra dalam acara aksi bela etnis Rohingya di Myanmar berkhutbah panjang lebar. Katanya, kalau Indonesia mau membantu etnis Rohingya harus menjadi bangsa yang disegani dan kuat.
“Saya himbau juga, kita harus disegani. Kejadian ini pelajaran bagi kita. Bagaimana kita mau bantu kaum Rohingya, kita saja belum beres, gimana kita mau didengar oleh bangsa lain,” kata Prabowo, Sabtu (16/9).
Begitu caranya kalau ingin Indonesia jadi bangsa yang kuat.
“Kita tidak usah teriak, kita batuk saja orang sama kita segan. Kalau Indonesia lemah, Indonesia tidak bakalan dihormati, tidak akan disegani dan tidak bakalan didengar,” tuturnya.
Dan bangsa Indonesia harus kuat jika ingin membantu etnis Rohingya.
“Percayalah sama saya, jika kita kuat kaum Rohingya kita bantu. Kita harus tunjukkan Islam yang tenang, yang melindungi semuanya,” imbuhnya.
Selain Prabowo, sejumlah tokoh lainn juga ikut hadir dan menyampaikan aspirasinya di aksi bela etnis Rohingya 169.
Kemudian Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam orasinya juga mengimbau agar jangan selalu bicara mengenai senjata untuk membantu etnis Rohingya. Ia juga menyampaikan, agar memperkuat diri sendiri terlebih dahulu untuk dapat membantu orang lain.
“Saya di sini mengimbau jangan selalu cepat-cepat bicara senjata. Kita harus sejuk, tenang, mari kita memperkuat diri supaya orang mendengar kalau kita bicara,” katanya, Sabtu (16/9).
“Jika kita miskin, kita tidak bakal didengar saudara-saudara sekalian (soraknya). beli senjata aja tidak mampu,” tambah Prabowo.
Prabowo menyatakan, perekonomian negeri menurutnya masih memiliki hutang. Bahkan, dia juga menuturkan, untuk pembiayaan yang bersifat rutin pun negara masih pinjam.
“Terus terang saja kita sekarang dalam keadaan tidak punya uang karena kita hutang melulu,” kata Prabowo.
Dari pernyataan itu, para punggawa politik mulai dari PDIP, Golkar dan tak ketinggalan PKB angkat bicara.
Politisi PDIPAndreas Hugo Perreira angkat bicara, dia mengatakan, orasi Ketua Umum Partai Gerindra saat aksi bela Rohingya, Sabtu (16/9) tidak jelas substansinya.
“Itu lah makanya tidak jelas. Katanya bela Rohingya, omongan malah ngelantur ke sana ke mari yang enggak jelas substansinya,” tutur Andreas saat sebagaimana dihubungi wartawan merdeka, Senin (18/9).
Partai Golkar juga ikut menyikapi kritikan Ketua Umum Partai Gerindra terhadap bantuan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah kepada etnis Rohingya di Myanmar. Menurut sekjen Partai Golkar Idrus Marham, kritikan Prabowo itu tidak tepat alias ngaur.
Prabowo harusnya mendukung dan mencontoh sikap pemerintah terhadap etnis Rohingya yang lagi mengalami kekerasan dan genosida itu.
Harusnya itu dicontoh siapapun tidak hanya Prabowo, untuk semua,” tuturnya.
Sebab itulah, Idrus merasa heran dengan pihak-pihak yang justru mengkritik bantuan dari pemerintah, tak terkecuali Prabowo. Seharusnya itu ditindaklanjuti sebagai gerakan amal soleh yang seharusnya kita semua mendukung untuk penduduk Rohingya.
Lain Prabowo lain Amien Rais, dia (Amin Rais) menuding pemerintah hanya pencitraan dengan membantu etnis Rohingya yang mengalami kekerasan di Myanmar.
Sementara tanggapan partai Daniel dari fraksi PKB menganggap aksi bela Rohingya kemarin justru langkah yang positif karena mengeratkan solidaritas masyarakat untuk membantu etnis Rohingya. Kalau tidak begitu kan masyarakat tidak paham dan tidak terdorong,” kata Daniel.
“Yang jelas bantuan yang sudah terkumpul merupakan wujud solidaritas dari hati, solidaritas kemanusiaan yang bisa menyatukan kita semua, mengatasi perbedaan-perbedaan,” pungkasnya. Baca juga: Hem, Pengungsi Rohingya di Indonesia Merasa Gelisah