Mr. Halimah Presiden Perempuan Pertama untuk Singapura

oleh -
oleh
SantriNow xx Singapura akan mendapatkan Presiden baru pada hari Rabu, (sekarang, 12/09/17) tetapi dia tidak dipilih oleh rakyat.
Halimah Yacob, 63, mantan Ketua Parlemen, akan menjadi Presiden perempuan pertama di negerinya dan yang pertama dalam lima dekade dari etnis Melayu ketika ia disumpah pada hari Rabu.
Tapi apa yang bisa menjadi tonggak penting bagi demokrasi di Singapura sebagai ganti dari pemimpin sebelumya sedang publik mempertanyakan, karena merasa dicurangi, dan legitimasi nya sudah penuh dengan gejolak bara api.

Sementara Konstitusi Singapura, pada kenyataannya, menyediakan bagi pemilih memilih presidennya, pemerintah mempersempit kriteria bagi calon-calon yang akan bersaing dengan Ms. Halimah, sehingga hanya Ms. Halimah yang bakal jadi president.

Pada hari Senin, ia memperoleh sertifikat dari Komisi Pemilihan Presiden sebagai kandidat yang telah memenuhi syarat, dan karena dia tidak ada lawannya, maka tidak ada pemilihan.
“Apa yang akan sebaliknya menjadi tonggak demokratis sekarang dikeruhkan dengan buih pemilihan tidak terbantahkan — seperti biaya pemerintah yang hanya berpikir dalam hal politik kekuasaan, bukan martabat,” tulis Rio Hoe, mahasiswa hukum, dalam kolom di web ITE konsensus SG.
Kantor Presiden seremonial, tetapi tugasnya untuk mengotorisasi penyidikan korupsi.
Pemerintah dipimpin oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong, putra dari Perdana Menteri Lee Kuan Yew pendiri Singapura, yang meninggal pada tahun 2015. Tn. Lee kepala Partai Aksi rakyat, yang telah menjalankan Singapura sejak tahun 1959. Hari ini, ia mengendalikan 83 89 elektif kursi di Parlemen.
Dalam beberapa bulan terakhir, Mr. Lee telah terlibat dalam perselisihan dengan saudaranya atas dugaan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai kepala pemerintah untuk menghindari kehendak Bapak mereka. Pertikaian yang sangat sengit atas nasib keluarga telah menimbulkan pertanyaan tentang manfaat pemerintahan satu partai tersebut.